Arbitrase
dan Alternatif penyelesaian sengketa
(3).
|
|||
|
UU NO. 30
TAHUN 1999
|
||
|
Datun
|
||
Syarat Arbitrase
|
|
||
1
|
Para pihak
dapat menyetujui suatu sengketa yang terjadi atau yang akan terjadi antara
mereka untuk diselesaikan melalui arbitrase.
|
||
2.
|
Dalam hal timbul
sengketa, pemohon harus memberithaukan dengan surat tercatat, telegram,
teleks, facsimile, e-mail atau dengan buku ekspedisi kepada termohon bahwa
syarat arbitrase yang diadakan oleh pemohon atau termohon berlaku.
|
||
3.
|
Surat
pemberitahuan untuk mengadakan arbitrase sebagai mana dimaksud dalam ayat 1
memuat dengan jelas :
|
||
a.
|
Nama dan
alamat para pihak;
|
||
b.
|
Penunjukan
kepada klausulu atau perjanjian arbitrase yang berlaku;
|
||
c.
|
Perjanjian
atau masalah yang menjadi sengketa;
|
||
d.
|
Dasar
tuntutan dan jumlah yang dituntut, apabila ada;
|
||
e.
|
Cara
penyelesaian yang dikehendaki; dan
|
||
f.
|
Perjanjian
yang diadakan oleh para pihak tentang jumlah artiber atau apabila tidak
pernah diadakan perjanjian semacam itu, pemohon dan mengajukan usul tentang
jumlah arbiter yang dikehendaki dalam jumlah ganjil.
|
||
4.
|
Dalam hal
para pihak memilih penyelesaian sengketa terjadi, persetujuan mengenai hal
tersebut harus dibuat dalam suatu perjanjian tertulis yang ditanda tangani
oleh para pihak.
|
||
5.
|
Dalam hal
para pihak tidak dapat menandatangani perjanjian tertulis sebagaimana
dimaksud dalam ayat 1, perjanjian tertulis tersebut harus dibuat dalam bentuk
akta notaris.
Perjanjian
tertulis sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 harus memuat :
|
||
a.
|
Masalah
yang dipersengketakan;
|
||
b.
|
Nama
lengkap dan tempat tinggal para pihak;
|
||
c.
|
Nama
lengkap dan tempat tinggal arbiter dan majelis arbitrase;
|
||
d.
|
Tempat
arbiter atau majelis arbitrase akan mengambil keputusan;
|
||
e.
|
Nama
lengkap sekretaris;
|
||
f.
|
Jangka
waktu penyelesaian sengketa;
|
||
g.
|
Pernyataan
kesediaan dari arbiter; dan
|
||
h.
|
Pernyataan
kesediaan dari pihak yang bersengketa untuk menanggung segala biaya yang
diperlukan untuk penyelesaian sengketa melalui arbitrase.
|
||
6.
|
Suatu
perjanjian arbitrase tidak menjadi batal disebabkan oleh keadaan tersebut di bawah
ini :
|
||
a.
|
Meninggalnya
salah satu pihak;
|
||
b.
|
Bangkrutnya
salah satu pihak;
|
||
c.
|
Novasi;
Yang
dimaksud dengan novasi adalah
Pembaharuan utang.
|
||
d.
|
Insolvensi
salah satu pihak : yang dimaksud dengan insolvensi adalah keadaan tidak mampu
membayar;
|
||
e.
|
Pewarisan;
|
||
f.
|
Berlakunya
syarat-syarat hapusnya perikatan pokok.
|
||
g.
|
Bilamana
pelaksanaan perjanjian tersebut dialihtugaskan pada pihak ketiga dengan
persetujuan pihak yang melakukan
perjanjian arbitrase tersebut; atau
|
||
h.
|
Berakhirnya
atau batalnya perjanjian pokok.
|
||
7.
|
Penunjukan
dua orang arbiter oleh para pihak memberi wewenang kepada dua arbiter
tersebut untuk memilih dan menunjuk arbiter yang ketiga;
|
||
|
Arbiter
ketiga sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diangkat sebagai ketua majelis
arbitrase;
Apabila
dalam waktu paling lama 30 hari setelah pemberitahuan diterima oleh termohon
sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat 1, dan salah pihak ternyata tidak
menunjuk seseorang yang akan menjadi anggota majelis arbitrase, arbiter yang
ditunjuk oleh pihak lainnya akan bertindak sebagai arbiter tunggal dan
putusannya mengikat kedua belah pihak.
|
Minggu, 16 November 2014
Syarat Arbitrase
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar